








Proses propagasi terkadang memang membutuhkan waktu yang lama. Hal itu bisa terjadi dikarenakan pengaruh hal-hal sebagai berikut:
1. Internet Service Provider (ISP)
Lamanya propagasi ini ternyata juga dapat disebabkan oleh provider internet. Sebab, ISP perlu waktu untuk memperbarui DNS (domain name server) mereka ketika mengakses server hosting yang baru.
Kemudian, yang menjadi kendalanya pada permasalahan ini adalah terkadang ISP menggunakan cache memori yang cukup besar sehingga dapat menyebabkan proses refresh update DNS dapat begitu sangat lama. Alhasil dapat mengakibatkan lamanya waktu dalam propagasi domain name server (DNS).
2. Perubahan DNS Cache
Dalam propagasi, seluruh DNS di website membutuhkan waktu pembaruan informasi domain baru. Umumnya informasi yang terkait dengan domain akan disimpan di dalam cache.
DNS cache berfungsi agar dapat memudahkan pencarian domain. Sehingga, ketika ada pengunjung yang menginginkan informasi ketika mengakses suatu website, informasi tersebut sudah tercantum di dalam cache.
Jadi, ketika ada domain yang mengarah ke bagian IP address baru, seluruh DNS cache perlu di-update ke alamat yang baru. Proses inilah yang dapat menyebabkan propagasi domain yang berakibat dalam membutuhkan waktu yang lebih lama.
3. Perubahan Informasi WHOIS
Whois adalah tool yang digunakan dalam mengetahui identitas pemilik domain. Antara lain seperti nama, alamat, nomor telepon, email, dan kontak lain yang bisa dihubungi.
Jadi, ketika kita baru saja membeli domain baru, Whois bisa meng-update informasi pemilik domain ke dalam database. Hal inilah yang dapat mempengaruhi lamanya waktu dalam propagasi domain.
4. Registrar Domain
Registrar atau tempat pendaftaran nama domain bisa mempengaruhi lamanya waktu dalam propagasi domain name server (DNS).
Biasanya domain TLD (Top Level Domain) seperti .COM, .NET, atau .ORG, mempunyai proses propagasi yang lebih cepat. Sementara itu, pada nama domain lokal atau ccTLD mempunyai respon yang lebih lambat.
Baca Juga